Perbedaan Sosialisasi Primer dan Sekunder

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari peran manusia lainnya dalam mencari eksistensinya di dalam masyarakat. Sejak lahir manusia sudah mulai belajar untuk mengenal lingkungan sekitarnya.

Proses belajar untuk menemukan peran ini dapat pula dikatakan sebagai proses sosialisasi. Proses ini akan selalu terjadi dalam kehidupan, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar.

Pengertian Sosialisasi

Pengertian sosialisasi adalah proses penciptaan diri individu secara sosial sebagai usaha untuk mempelajari kebudayaan, nilai, serta peran-peran yang diharapkan.

Konsep sosialisasi ini mengacu pada proses dasar “mengindividukan atau humanizing” seorang anak dan sebagai sarana bagi mereka dan individu dewasa untuk belajar peran sosial mereka di kelompoknya.

Seorang anak akan belajar melalui lingkungan terdekatnya yaitu keluarga. Keluarga dapat juga disebut sebagai kelompok acuan yang memegang peranan sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Selain itu, keluarga merupakan perantara antara kehidupan masyrakat dengan anak itu sendiri.

Peranan yang sangat penting ini yang menjadikan keluarga merupakan kelompok primer atau agen utama. Kelompok primer ini merupakan wadah bagi aanak untuk melakukan proses sosialisasi primer sebelum nantinya masuk pada tahapan sosialisasi sekunder.

Tahapan Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses belajar seorang individu dalam upaya mengenal perannya di dalam masyarakat. Selama dalam proses sosialisasi, individu akan belajar bagaimana cara bekerja sama dan melakukan interaksi dengan sesama individu lainnya dengan mengikuti nilai dan norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut.

Dalam buku Sosiologi dan Antropologi Pendidikan (2017:102), Peter L. Berger dan Luckman menjelaskan bahwa sosialisasi terjadi dalam dua tahap yaitu sosialisasi primer dan sosialiasi sekunder. Berikut adalah penjelasannya lebih lanjut.

1. Sosialisasi Primer

Menurut ahli Peter L. Berger dan Luckman, sosialisasi mengacu pada sosialisasi yang pertama kali dialami oleh individu pada masa kanak-kanak di mana ketika ia mulai menjadi anggota di dalam suatu masyarakat.

Sosialisasi primer ini biasa terjadi pada keluarga terutama dari orang tua. Orang tua secara sadar atau tidak sadar akan mentransfer nilai-nilai, perasaan dan informasi lainnya kepada anak.

Sedangkan seorang anak tidak dapat menghindarkan diri untuk menerima atau menginternalisasi cara pandang keluarga terhadap masyarakat. Hal ini disebabkan si anak dengan usia berkisar masih 1-5 tahun akan menerimanya secara otomastis.

2. Sosialisasi sekunder

Tahapan sosialisasi selanjutnya yaitu sosialisasi sekunder. Dalam proses sosialisasi sekunder ini individu akan diperkenalkan ke dalam dunia lain dari masyarakatnya. Proses ini berjalan dalam berbagai bentuk. Bentuk yang umum terjadi yaitu resosialisasi yang didahului oleh proses desosialisasi.

Proses resosialisasi memberikan pengajaran corak kehidupan baru dan penyesuaian diri individu dengan sikap dan pola perilaku yang baru. Proses ini umum terjadi pada orang dewasa seperti ketika mengikuti kegiatan pramuka atau pelatihan kerja. Masuknya individu ke dalam kelompok baru ini akan memberikan gambaran kehidupan baru pada diri individu.

Proses ini akan didahului oleh proses desosialisasi di mana seseorang akan mengalami “pencabutan” dari diri yang lama kemudian diberi diri yang baru dalam proses sosialisasi. Contohnya, seorang penjahat yang berada dalam tahanan akibat melakukan pelanggaran (proses desosialisasi) kemudian diberi pelatihan dan arahan dari pihak kepolisian agar seseorang tidak melakukan hal yang sebelumnya terjadi (proses desosialisasi).

Perbedaan Sosialisasi Primer dan Sosialisasi Sekunder

Kita ketahui bahwa baik sosialisasi primer dan sekunder merupakan bagian tahapan dari proses sosialisasi. Namun, keduanya jelas berbeda dari beberapa aspek. Berikut ini akan dipaparkan perbedaan tahapan sosialisasi dari 3 aspek.

1. Berdasarkan waktu terjadi

Proses sosialisasi primer terjadi pada saat anak usia sekitar 1-5 tahun. Seorang anak akan menerima nilai-nilai kehidupan dari lingkungan terdekat yaitu keluarga. Sosialisai primer akan berhenti ketika individu telah dapat memahami perannya. Sedangkan sosialisasi sekunder terjadi setelah proses sosialisasi primer. Proses ini akan berlangsung seumur hidup di dalam kelompok masyarakat.

2. Berdasarkan agen sosialisasi

Pada tahap sosialisasi primer, agen sosialisasi yang berperan yaitu keluarga. Sedangkan pada tahap sosialisasi sekunder, agen sosialisasi berada di luar lingkup keluarga yaitu kelompok sebaya/peer group atau teman sepermainan, lembaga pendidikan sekolah dan media massa.

3. Berdasarkan tujuan sosialisasi

Pada sosialisasi primer, tujuan yang ingin dicapai oleh agen sosialisasi adalah untuk menjadikan individu memiliki kepribadian yang baik. Proses penanaman nilai dan norma biasa dilakukan oleh keluarga terutama orang tua. Sedangkan tujuan sosialisasi pada sosialisasi sekunder adalah agar individu dapat terus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

Tinggalkan komentar