Tahapan Siklus Daur Hidup Basidiomycota dan Penjelasannya

Apa Itu Basidiomycota ?

Basidiomycota merupakan salah satu filum dari kingdom fungi yang sering disebut dengan jamur pada umumnya atau mushrooms. Kelompok ini mencakup semua spesies yang memproduksi spora berbentuk kotak dalam tubuh. Adapun spora yang dihasilkan oleh spesies spesies basidiomycota disebut sebagai basidium (basidiospora).

Dimana basidium tersebut bersifat haploid serta tumbuh membentuk hifa hifa yang bersekat. Dengan tiap sekatnya berinti satu dan ada yang sebagai hifa+ atau jantan maupun hifa- atau betina. Istilah basidiomycota sendiri berasal dari kata basidium yang berasal dari bahasa Yunani. Artinya yaitu suatu tahapan hiploid di dalam daur hidup filum ini yang berbentuk seperti gada.

Habitatnya dapat ditemukan pada perairan dan juga daratan dengan sekitar 25.000 spesies yang tersebar. Karena variasinya ini, basidiomycota cukup sulit untuk diidentifikasi karakteristik morfologinya. Namun kebanyakan anggotanya berupa jamur makroskopis yang memiliki miselium bersekat dan basidiokarp (tubuh buah) yang panjang. Jenis yang paling umum ditemukan antara lain:

1. Volvariella Volvacea

Volvariella volvacea disebut pula sebagai jamur merang, yaitu jamur yang memiliki tubuh buah berbentuk seperti payung dan terdiri atas lembaran lembaran berisikan basidium. Jamur merang tersebut adalah sumber protein dengan kadar kalori yang tinggi, namun kadar kolesterolnya rendah. Sehingga sering dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

2. P. Ostreatus

Jenis lain dari basidiomycota yang populer adalah P. Ostreatus atau jamur tiram yang termasuk ke dalam jamur kayu. Biasanya jamur ini tumbuh pada batang batang kayu yang sudah lapuk. Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, namun jamur tiram bisa tumbuh dengan baik meskipun tidak mendapat cahaya matahari yang banyak.

3. A. Biosporus

A. biosporus atau disebut pula dengan nama jamur kancing, termasuk jenis basidiomycota yang umum dikonsumsi oleh masyarakat. Bentuk dari jamur ini terlihat seperti cincin dengan kandungan yang kaya mineral, vitamin, serta bebas lemak. Termasuk jenis yang serupa dengan jamur merang, sehingga budidayanya tidak jauh berbeda.

Klasifikasi Ilmiah Basidiomycota

  • Domain : Eukarya
  • Kingdom : Fungi
  • Filum : Basidiomycota

Siklus Hidup Basidiomycota

1. Perkembangbiakan Secara Generatif

Siklus hidup basidiomycota dilakukan melalui perkembangbiakan secara generatif dan vegetatif. Pada reproduksi seksualnya, terjadinya dengan bertemunya antara hifa jantan (+) dan hifa betina (-). Pertemuan ini membuat larutnya dinding sel yang disebut sebagai proses plasmogami. Sehingga inti dari salah satu hifa akan berpindah dan masuk ke hifa lainnya.

Proses plasmogami kemudian membuat terbentuknya hifa dengan dua inti haploid yang berpasangan, atau disebut sebagai dikariotik. Dimana hifa diploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid yang dikariotik, kemudian membentuk tubuh buah yang disebut basidiokarp. Dan pada ujung ujung hifa basidiokarp akan terjadi penyatuan dua inti haploid menjadi diploid.

Proses ini disebut sebagai kariogami, yang kemudian membentuk 4 tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya. Inti diploid yang ada di dalam basidium lalu membelah menjadi 4 inti haploid dan masuk ke salah satu tonjolan sterigma sampai berkembang menjadi basidiospora. Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh di tempat sesuai, maka akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid.

2. Perkembangbiakan Secara Vegetatif

Selain melakukan perkembangbiakan secara generatif, basidiomycota juga berkembangbiak dengan cara vegetatif. Reproduksi secara aseksual ini terjadi dengan membentuk konidiospora. Konidia sendiri merupakan spora yang dihasilkan dengan cara membentuk sekat melintang di ujung hifa, atau dengan diferensiasi sampai terbentuknya banyak konidia.

Dimana hifa haploid yang sudah dewasa akan mampu menghasilkan tangkai konidia atau disebut dengan nama konidiofor. Pada ujung konidiofor itulah yang nantinya terbentuk spora. Apabila spora diterbangkan oleh angin dan jatuh di lingkungan yang menguntungkan, maka konidia pun akan berkecambah serta membentuk hifa baru yang haploid.

Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar