Tahapan Siklus Daur Hidup Myxomycota dan Penjelasannya

Apa Itu Myxomycota?

Myxomycota atau jamur lendir diartikan sebagai kelompok protista yang terlihat seperti jamur tetapi berperilaku seperti amuba. Myxomycota ditemukan berasal dari kata myxo yang berarti lendir dan mykes yang berarti jamur. Filum Myxomycota dinyatakan sebagai jamur lendir (slime mold) karena salah satu tahapan hidupnya berupa lendir atau plasma.

Myxomycota adalah jamur lendir yang tidak terisolasi. Jamur ini memiliki banyak inti, setiap inti tidak dipisahkan oleh sekat, bersifat uniseluler atau multiseluler, dan bergerak bebas. Myxomycetes, yang meliputi hewan dan tumbuhan, sulit diidentifikasi karena memiliki bentuk plasma yang khas yang dapat menelan makanan dan mengalir ke vesikel makanan untuk pencernaan.

Mengenal Taksonomi Myxomycota

Kelompok organisme disebut sebagai jamur lendir yang pada tahap lain memiliki efek seperti jamur. Myxomycetes diklasifikasikan menjadi enam ordo berdasarkan cara sporulasi, warna spora, bentuk tubuh buah dan jumlah kapur yang terkandung dalam tubuh buah. Keenam ordo tersebut adalah Liceale, Ceratiomyxa Les, Echinostelium Les, Trichiales, Stemonitales, dan Physalis.

Proses Daur Hidup Myxomycota

1. Fase Vegetatif Plasmodium

Jamur lendir diyakini dapat bereproduksi baik secara vegetatif maupun generatif. Fase vegetatif plasmodium bersifat amuba dan menyerap nutrisi dalam bentuk bahan organik. Makanan nantinya akan dicerna di vakuola makanan. Saat plasmodium bergerak, ia meninggalkan residu yang tidak tercerna. Saat dewasa, plasmodium membentuk kotak spora.

Sporangia dewasa pecah dan angin akan menyebarkan spora. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet haploid, dan sel gamet ini melakukan singami. Shinigami adalah perpaduan dua gamet jantan dan betina yang tidak dapat dibedakan dengan bentuk dan ukuran yang sama. Hasil peleburan ini adalah zigot yang kemudian tumbuh menjadi dewasa.

Gumpalan amoeba disebut plasmodium. Namun, plasmodium yang dimaksud pada daur hidup myxomycota bukanlah plasmodium penyebab penyakit malaria. Plasmodium Myxomycota diartikan sebagai massa sitoplasma tunggal yang tidak dibagi oleh membran, sehingga mengandung banyak inti dan diameternya dapat mencapai beberapa sentimeter.

Inti Plasmodium umumnya berupa diploid (2n) dan bisa membelah secara bersamaan dengan mitosis. Pada umumnya plasmodium ini memiliki ciri berwarna kuning terang atau jingga. Pada stadium plasmodium, kapang lendir memperoleh makanan dengan cara menjulurkan pseudopodia ke arah makanan sebelum menelannya (fagositosis).

Makanannya berupa daun dan kayu yang membusuk, bakteri dan jamur bersel tunggal yang terdapat pada tanah lembab dan hutan lembap. Ketika habitat mulai mengering dan makanan tidak tersedia, plasmodium berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi tahap reproduksi generatif. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua jenis fase tersebut

Jamur lendir protoplasma berkembang biak secara vegetatif dengan cara membentuk sporangia, dan bereproduksi secara seksual dengan co-darah antara sel mirip amoeba atau sel flagellar. Ada sekitar 500 spesies jamur lendir protozoa yang bisa ditemukan yaitu diantaranya termasuk Physarum sp., Didymium sp. dan Fuligo septica yang bisa ditemukan

2. Fase Generatif

Selama masa reproduksi atau fase generatif, filum Myxomycota bersifat menetap dan memiliki ciri bentuk berupa tubuh buah atau sporangium dengan dinding sel yang disebut peridium. Tubuh buah pada Myxomycota atau jamur lendir ini akan mampu menghasilkan spora haploid berflagel yang disebut juga sebagai flagellata campuran atau myxomas.

Spora pada daur hidup myxomycota ini tahan terhadap suatu kondisi lingkungan yang merugikan. Spora flagel dilepaskan saat bermigrasi dan berkembang menjadi individu baru yang disebut myxamoeba (myxamoeba). Contoh myxomycota yaitu diantaranya Ceratiomyxa fruticulosa, Trichia persimilis, Didymium nigripes, dan Stemonitis splendens.

Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar