Apa itu Lalat
Lalat merupakan salah satu serangga yang bisa mengganggu kesehatan manusia. Tidak heran jika cara pengendalian lalat menjadi salah satu hal yang perlu dipahami dan dilakukan dengan baik. Lalat sendiri masuk dalam ordo diptera yang melakukan proses metamorphosis sehingga mengalami perubahan fisik dalam setiap fasenya.
Lalat hidup dengan cara menghisap sari tumbuhan dan banhkai. Kendati demikian, lalat masuk dalam serangga terbang yang memiliki produktivitas tinggi Nutrisi yang ada di dalam tubuhnya mampu mensupport kebutuhannya dalam menghasilkan keturunan. Indonesia memiliki berbagai jenis lalat, karena iklim tropis sangat adalah habitat yang sesuai bagi mereka.
Fase Metamorfosis Lalat
1. Telur
Lalat memulai hidupnya dalam fase telur. Telur yang menjadi bagian dalam daur hidup lalat dihasilkan dari proses reproduksi yang dilakukan oleh lalat betina dan jantan. Lalat betina akan menempatkan telurnya sebanyak 3000 butir dalam semasa hidupnya. Satu kali bertelur bisa mencapai 500 butir telur. Sedangkan lalat betina bisa bertelur sebanyak 6 kali.
Lalat akan meletakkan telurnya secara berkelompok pada suatu tempat yang kotor, misalnya tumpukan sampah atau bangkai hewan. Penetasan telur dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah suhu. Semakin panas lokasi peletakan telur, maka telur akan semakin cepat untuk menetas.
2. Fase Larva
Fase kedua dalam kehidupan lalat adalah fase larva. Pada fase ini, perkembangan lalat akan sangat cepat. Larva hanya memerlukan waktu 2 hari untuk berganti kulit sebelum melanjutkan daur hidup lalat. Saat kulit sudah mulai mengeras, maka artinya lalat sudah siap untuk menuju fase berikutnya yaitu fase kepompong.
Fase larva biasa terlihat dan dikenal dengan nama belatung. Tubuh larva berwarna putih susu sehingga terlihat mencolok jika berada di tumpukan sampah yang berwarna hitam. Namun tampilan tersebut tidak akan terlalu nampak jika berada di atas makanan yang warnanya tidak terang. Alasan inilah yang membuat anda harus lebih berhati hati sebelum menyantap makanan.
3. Fase Kepompong
Perubahan lalat dari larva menjadi dewasa tidak akan terjadi jika tidak melalui tahapan kepompong atau pupa. Pada tahapan ini, lalat akan membentuk struktur keras yang berwarna coklat kehitaman. Pada fase daur hidup lalat ini, lalat akan berhenti beraktivitas dan tidak makan. Selanjutnya si lalat akan berubah ke fase dewasa dalam waktu 7 hari.
Kepompong merupakan fase yang rentan bagi lalat karena mudah terinjak atau rusak. Alasan ini pula yang membuat induk lalat memilih lokasi yang kotor dan gelap agar jauh dari predator dan gangguan makhluk yang lain. Lalat yang berada di dalam pupa akan membentuk sayap sempurna dan akhirnya menetas pada hari ke 7. Sayap itulah yang akan membantu mereka bergerak saat dewasa.
4. Imago atau Lalat Dewasa
Fase lalat dewasa atau imago merupaka fase yang paling aktif dan mudah ditemukan. Imagio lalat akan terbang dengan kedua sayapnya untuk mencari makan dan mencari tempat untuk meletakkan telur. Sebelum terbang, lalat akan melompat dan bergerak untukĀ mengaktikan kembali otot dan sarafnya. Daur hidup lalat akan kembali ke awal saat imago dewasa meletakkan telur.
Lalat dewasa mempunya kemampuan indra penciuman yang tajam. Bahkan mereka dapat mengetahui bau yang ada dengan jarak sekitar 750 meter. Lalat mempunya mata yang berbeda dengan manusia, karena masing masing mata telah dilengkapi dengan 4000 lensa. Mata dengan lensa yang banyak benar benar sesuai dengan kebutuhan lalat karena mereka terbang dengan cepat.
Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos: