Tahapan Siklus Daur Hidup Gajah dan Penjelasannya

Apa Itu Gajah?

Gajah merupakan mamalia darat terbesar dari famili elephantidae yang ada di bumi. Secara umum, hanya terdapat dua spesies gajah yang diakui. Yaitu gajah afrika dan gajah asia, meskipun beberapa bukti menunjukkan gajah hutan afrika dan gajah semak afrika bukan spesies yang sama. Dalam ordo proboscidea, elephantidae tersebut menjadi satu satunya famili yang masih ada.

Sementara famili lain seperti mamut dan mastodon sudah punah sejak lama. Gajah sendiri tersebar di berbagai daerah, habitatnya bisa di sabana, hutan, gurun, maupun rawa rawa. Namun hewan ini cenderung akan berada di area yang dekat air. Mereka merupakan hewan herbivora yang dianggap sebagai spesies kunci lantaran dampaknya terhadap lingkungan.

Di alam bebas, gajah bisa hidup selama kurang lebih 70 sampai 80 tahun. Mereka berkomunikasi melalui sentuhan, penciuman, suara, dan penglihatan. Untuk jarak jauh, gajah juga menggunakan infrasonik dan komunikasi seismik. Kecerdasannya dapat dibandingkan dengan primata dan cetacea. Bahkan penelitian menunjukkan gajah dapat menampilkan empati kepada gajah lain yang mati.

Taksonomi Gajah

  • Kingdom : Animalia
  • Filum : Chordata
  • Subfilum : Vertebrata
  • Kelas : Mammal (mamalia)
  • Superordo : Afrotheria
  • Ordo : Proboscidea
  • Famili : Elephantidae

Siklus Hidup Gajah

1. Gajah Melahirkan

Termasuk sebagai hewan mamalia, gajah berkembangbiak dengan cara melahirkan. Mereka mempunyai saluran reproduksi besar dengan masa kehamilan yang cukup lama, yaitu sekitar 18 sampai 22 bulan. Masa kehamilan ini termasuk yang paling lama bila dibandingkan dengan binatang darat lainnya.

Betina biasanya akan melahirkan anak tunggal, meski terkadang ada pula yang lahir kembar. Gajah yang baru lahir ini mempunyai tinggi sekitar 3,3 kaki atau 1 meter dengan berat kurang lebih 220 pound (100 kilogram). Menjadikan bayi gajah sebagai salah satu bayi mamalia terbesar di dunia.

2. Gajah Muda

Gajah lahir dengan memiliki mantel tipis dari rambut wol. Rambut tersebut akan secara bertahap menghilang seiring perkembangannya. Karena kehamilan gajah relatif panjang, maka ini memberikan waktu bagi fetus untuk tumbuh, terutama belalai dan otaknya. Sehingga bayi gajah yang lahir sudah bisa berdiri, berjalan, dan mengikuti induk serta kelompoknya.

Selama pertumbuhan, bayi gajah membutuhkan ASI dari induknya. Dan tidak seperti gajah dewasa yang menggunakan belalai untuk mengambil air. Bayi gajah menggunakan mulutnya untuk memperoleh ASI. Umumnya induk gajah akan merawat gajah muda selama sekitar dua tahun, dan tetap di bawah perlindungan sang induk sampai dua tahun lebih.

Bahkan anak gajah yang baru lahir biasanya menjadi pusat perhatian anggota kelompok.  Gajah dewasa akan berkumpul di dekat gajah yang baru lahir tersebut, lalu menyentuh dan membelai menggunakan belalai. Ketika ada predator mendekat, maka seluruh kelompok keluarga akan berkumpul menjaga anak gajah di tengah.

3. Gajah Dewasa

Gajah betina mencapai kematangan seksual sekitar usia 9 tahun, sementara gajah jantan di usia 14 atau 15 tahun. Memasuki musim kawin, gajah umumnya akan menunjukkan kebiasaan unik seperti mengibaskan telinganya. Sebab telinga yang ukurannya besar tersebut menjadi anggota tubuh yang dinilai iconic.

Kibasan dari telinga akan membuat aroma tubuh gajah menyebar untuk menarik perhatian pasangan. Kegiatan tersebut dilakukan sampai mendapat pasangan, biasanya dapat terjadi selama 1 hari sampai 4 bulan. Gajah sendiri dapat saling menilai status reproduksi menggunakan indera penciuman yang tajam.

Aroma gajah betina dalam siklus estrus tercium dari kotoran dan air seninya. Sehingga gajah jantan dapat menggunakan belalai untuk membawa sampel urin ke mulut guna menguji kesiapan gajah betina. Namun gajah betina cenderung memilih gajah jantan dalam usia potensial sebagai pasangannya. Usia potensial bagi gajah jantan yaitu sekitar 40 sampai 50 tahun.

Temukan lebih banyak konten menarik lain di Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar