Kenapa Pepsi Tidak Ada di Indonesia? 

Minuman berkarbonasi memang sangat menyegarkan, terutama jika diminum ketika panas hari. Salah satu jenis minuman berkarbonasi yang populer adalah Pepsi. Namun, saat ini kenapa Pepsi tidak ada di Indonesia?

Sebenarnya, penjualan Pepsi Indonesia bukan hanya tidak ada di tahun ini saja. Akan tetapi, sudah dari beberapa tahun terakhir yang lalu. Mungkin sebagian orang masih belum tahu alasannya, jadi perlu membaca ulasan berikut.

Kenapa Pepsi Tidak Ada di Indonesia?

⦁ Kontrak Sudah Habis

Alasan utama kenapa Pepsi tidak ada di Indonesia adalah kontraknya sudah habis. Hal tersebut sudah sejak tanggal 10 Oktober 2019 lalu. Berakhirnya pemasaran tersebut memang cukup mengejutkan, terutama bagi pecinta minuman berkarbonasi.

Mengingat, Pepsi memang sudah lama berkiprah di Indonesia. Jika bertanya kapan Pepsi masuk Indonesia, jawabannya ialah sejak tahun 1996. Tidak heran jika minuman ini sudah melekat di lidah masyarakat Indonesia.

Setelah berakhirnya kontrak, PepsiCo Inc dan juga PT. Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) pun tidak memperpanjang masanya. Dengan begitu, otomatis produksi, penjualan, hingga pendistribusian Pepsi berhenti.

Meskipun begitu, pihak dari PepsiCo tetap berharap suatu saat bisa kembali berkiprah di tanah air. Tentunya dengan merek-merek ternama yang diproduksinya. Diantaranya seperti Pepsi, 7up, Miranda, dan Mtn Dew yang akan hadir di masa mendatang.

⦁ Faktor Komersial

Alasan Indonesia tidak memperpanjang kontrak kerja sama juga karena faktor komersial. Selain itu, pemutusan kontrak tersebut pun tidak akan berdampak pada pendapatan komersial IPCB.

Bursa Efek Indonesia (BEI) turut menanyakan perihal nilai kerja sama antar AIBM dan PepsiCO. Namun, hal tersebut tidak bisa diungkapkan lantaran harus mendapatkan persetujuan dahulu dari PepsiCo. Persetujuan tersebut terkait ketentuan non-disclosure dalam EBA.

Pada paruh pertama tahun 2019, ICBP belum berhasil dalam menorehkan laba usaha dari segi minuman. Dengan begitu, mengalami kerugian sebesar 100,03 miliar rupiah. Nilai ini sebenarnya turun dari data perolehan rugi usaha semester I-2018 dengan angka 158,94 miliar.

Meskipun kontak dengan PepsiCo sudah berakhir dan jual Pepsi tidak ada lagi. Namun, ICBP akan tetap berusaha mengembangkan lini bisnis pada sektor minuman. Selain itu, perusahaan Coca Cola di masa itu meningkatkan investasinya. Hal itu karena prospek industri makanan dan minuman tengah menanjak sehingga akan sama-sama memberikan keuntungan.

Baca juga konten terkait di Tanjung Pinang Pos

  1. Kenapa Pakistan di Blacklist Indonesia
  2. Mengapa Internet Indonesia Lemot
  3. Apakah Indonesia Tidak Punya Kapal Induk
  4. Alasan Indonesia Banyak Gunung Berapi

Tinggalkan komentar