Tahapan Siklus Daur Hidup Bawang Merah dan Penjelasannya

Apa Itu Bawang Merah?

Siapa yang tidak tahu bawang merah ? Bumbu dapur ini hampir selalu ada di setiap dapur masyarakat Indonesia, dan seringkali dimanfaatkan untuk membuat masakan menjadi lebih sedap. Dalam dunia tumbuhan, bawang merah tersebut masuk ke dalam divisi spermatophyta atau kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas biji.

Yang mana tanaman ini tumbuh dengan ketinggian yang rendah, yaitu hanya mencapai 15 sampai 50 cm meskipun tumbuh tegak. Termasuk tanaman semusim, bawang merah memiliki akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu tertanam dalam ke tanah. Bentuk daunnya bulat kecil dan memanjang layaknya pipa.

Namun ada pula tanaman bawang merah yang membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daun. Dimana pada bagian ujungnya meruncing, sementara bagian bawahnya sedikit melebar dan membengkak. Kelopak daun berwarna hijau tersebut pada bagian luarnya selalu melingkar menutup kelopak daun yang bagian dalam.

Apabila ingin menanam bawang merah, maka harus dipastikan bahwa tanaman ini tidak sampai kekeringan, namun juga tidak mendapat air berlebihan. Sebab sistem perakarannya yang pendek membuat bawang merah tidak tahan terhadap kekeringan. Air sangat dibutuhkan selama pertumbuhan dan pembentukan umbi.

Akan tetapi, bawang merah juga tidak tahan terhadap air hujan berlebihan. Sehingga paling pas apabila ditanam di musim kemarau atau di akhir musim penghujan. Apabila pengairannya baik, maka bawang merah dapat hidup selama musim kemarau dengan baik. Adapun ketinggian terbaik untuk penanamannya adalah kurang dari 800 meter di atas permukaan laut.

Klasifikasi Ilmiah Tanaman Bawang Merah

  • Divisi : Spermatophyta
  • Sub divisi : Angiospermae
  • Kelas : Monokotiledonae
  • Ordo : Liliales / Liliflorae
  • Family : Liliaceae
  • Genus : Allium
  • Spesies : Allium ascalonicum atau allium cepa (nama ilmiah bawang merah)

Daur Hidup Tanaman Bawang Merah

1. Perkembangbiakan Secara Vegetatif

Setelah tumbuh, tanaman bawang merah akan mengalami pembengkakan kelopak daun. Dimana pada bagian dasarnya akan terlihat menggembung dan membentuk umbi. Ini merupakan umbi lapis, yaitu alat perkembangbiakan yang terdiri atas tumpukan daun berlapis dan tebal. Dan umbi lapis punya cadangan makanan bagi tunas yang akan menjadi tanaman baru nantinya.

Setelah membentuk umbi lapis, bagian pangkal umbi akan membentuk cakram yang menjadi batang pokok tidak sempurna atau rudimenter. Dari bawah bawah ini kemudian tumbuh akar akar serabut. Dan di bagian atas terdapat mata tunas yang bisa menjadi tanaman baru. Pada fase ini, tunas dinamakan tunas lateral yang akan membentuk umbi lapis kembali.

Dengan kata lain, siung bawang merah tersebut bisa ditanam untuk menumbuhkan tanaman baru. Sebab siung ini dapat berdaun dan berakar yang dapat membuatnya mencari makanan sendiri. Sehingga tanaman bawang merah yang baru bisa tumbuh dan berkembang. Bakal buah nantinya akan muncul di atas membentuk bangunan segitiga hingga tampak jelas layaknya kubah.

2. Perkembangbiakan Secara Generatif

Selain dapat berkembangbiak secara vegetatif atau aseksual, bawang merah juga dapat berkembangbiak dengan cara generatif atau seksual. Biasanya proses perkembangbiakan dengan cara kawin ini akan dibantu oleh lebah atau serangga untuk penyerbukan. Bawang merah sendiri memang termasuk tanaman dengan bunga sempurna, yang terdiri atas 5 sampai 6 benang sari dan sebuah putik.

Lebah atau serangga lainnya secara tidak sengaja membantu benang sari jatuh ke atas kepala putik dan membentuk benih. Apabila benih sudah berhasil tumbuh dan berkembang, maka akan menjadi tanaman bawang merah baru. Akan tetapi, proses generatif umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga bawang merah cukup jarang berkembangbiak menggunakan cara ini.

Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar