Tahapan Siklus Daur Hidup Cacing Hati dan Penjelasannya

Apa Itu Cacing Hati ?

Cacing hati atau yang memiliki nama ilmiah fasciola hepatica adalah anggota dari trematoda (platyhelminthes) yang hidup secara parasit. Pada umumnya, cacing ini menyerang hewan ternak dan hidup pada saluran empedunya. Mereka hidup dengan mengambil makanan menggunakan alat isap yang menempel pada inang.

Adapun makanannya adalah jaringan atau cairan tubuh inangnya. Selain saluran empedu, cacing hati sesuai namanya sering ditemukan di bagian hati hewan ternak. Organ lain yang umumnya menjadi tempat hidupnya yaitu paru paru dan ginjal. Untuk berpindah di dalam tubuh inang, cacing hati bergerak melalui sistem peredaran darah.

Ciri cirinya yaitu mempunyai ukuran panjang sekitar 2,5 sampai 3 cm dan lebar 1 hingga 1,5 cm. Di bagian depan tubuhnya terdapat mulut meruncing yang dikelilingi alat pengisap. Kemudian ada sebuah alat penghisap lagi yang terletak di sebelah ventral sedikit di belakang mulut. Bagian tubuh cacing hati ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula yang berfungsi sebagai pelindung sekaligus membantu saat bergerak.

Taksonomi Cacing Hati

  • Kingdom : Animalia
  • Filum : Platyhelminthes
  • Kelas : Trematoda
  • Ordo : Plagiorchiida
  • Famili : Fasciolidae
  • Genus : Fasciola
  • Spesies : Fasciola Hepatica

Tahapan Daur Hidup Fasciola Hepatica (Cacing Hati)

1. Daur Hidup di Dalam Tubuh Hewan Ternak

Tahapan daur hidup fasciola hepatica alias cacing hati dimulai ketika cacing dewasa bertelur di dalam kantong empedu. Telur cacing ini kemudian akan ikut keluar mengikuti aliran empedu bersama dengan kotoran. Telur akan menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium apabila keluar di tempat yang basah.

Namun jika telur keluar di tempat yang lingkungannya tidak baik misalnya terlalu kering, maka kulitnya akan menebal yang disebut sebagai metasercaria. Untuk bentuk mirasidium, larva ini akan hidup berenang mencari hospes intermedier, yakni siput golongan lymnea sp. Di dalam tubuh siput tersebut, mirasidium kemudian akan berkembang menjadi sporokista.

Sporokista tersebut kemudian membagi diri menjadi redia, dan redia terbagi kembali menjadi cercaria. Cercaria tersebut berikutnya berkembang menjadi metasercaria di luar, lalu dapat menempel pada rumput. Infeksi dapat terjadi jika hewan ternak memakan rumput yang mengandung metasercaria.

Yang mana metasercaria akan pecah dan keluar menjadi cacing muda di dalam usus. Selang 4 sampai 8 hari pasca infeksi, sebagian besar cacing muda telah berhasil menembus sampai ke hati. Bahkan mereka dapat bermigrasi ke parenkim hati. Migrasi ini umumnya membutuhkan waktu kurang lebih 5 hingga 6 minggu, dan pada minggu ke-7 sudah berhasil masuk ke dalam saluran empedu.

Secara umum, cacing hati sudah bisa bertelur kembali pada minggu ke-8 setelah infeksi. Adapun gejala hewan yang telah terinfeksi oleh fasciola hepatica yaitu terjadi gangguan pencernaan seperti sembelit dengan feses kering. Hewan ternak juga dapat menunjukkan gejala lain seperti mencret. Bahkan pada kasus akut, bisa mengakibatkan kematian mendadak.

2. Daur Hidup di Dalam Tubuh Manusia

Selain di dalam tubuh hewan ternak, siklus hidup cacing hati juga dapat terjadi di dalam tubuh manusia. Yaitu ketika manusia mengonsumsi hati hewan ternak yang telah terkontaminasi. Tahapannya kurang lebih sama, dimana fasciola hepatica akan menuju ke usus halus kemudian bermigrasi ke hati dan menjadi cacing dewasa hingga bertelur di sana.

Gejala klinis yang ditimbulkan akibat dari infeksi cacing hati pada manusia contohnya demam dengans uhu badan 40 sampai 42 derajat, anemia, nyeri bagian perut, dan gangguan pencernaan. Jadi hati hewan ternak yang terlihat mencurigakan seperti dipenuhi dengan jaringan berwarna putih sebaiknya memang tidak dikonsumsi, karena kemungkinan telah terinfeksi oleh cacing hati.

Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar