Tahapan Siklus Daur Hidup Buaya dan Penjelasannya

Apa Itu Buaya?

Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di dua alam berbeda, yaitu air dan darat. Mereka bisa hidup di air tawar seperti danau dan sungai, namun ada pula yang hidup di laut. Menurut para peneliti arkeologi, buaya termasuk jenis hewan purba yang sudah hidup sejak zaman dinosaurus. Namun saat ini bentuknya sedikit berubah karena evolusi.

Sebagian besar buaya mempunyai ukuran panjang tubuh sekitar 5 sampai 7 meter dengan berat lebih dari 1.200 kilogram. Adapun spesies terbesar ditemukan sejauh ini adalah buaya muara, yang biasanya berhabitat di Asia Tenggara hingga kawasan Australia Utara. Karena termasuk karnivora, buaya mempunyai rahang yang kuat dengan gigi taring yang tajam.

Mereka juga mempunyai moncong yang panjang, sehingga struktur tubuhnya ini sangat membantu dalam menangkap sekaligus merobek daging mangsa ketika mencari makanan. Meskipun mempunyai 24 gigi yang tajam seperti itu, namun buaya tidak pernah mengunyah makanannya. Jadi fungsinya memang hanya untuk mencengkeram dan mencabik cabik mangsa.

Klasifikasi Ilmiah Buaya

  • Kingdom : Animalia
  • Filum : Chordata
  • Kelas : Sauropsida
  • Ordo : Crocodilia
  • Famili : Crocodylidae
  • Genera : Mecistops, crocodylus, dan osteolaemus

Siklus Hidup Buaya

1. Telur

Siklus hidup yang dimiliki buaya hanya terdiri atas 3 fase saja. Yang pertama adalah telur, dimana buaya betina akan bertelur setelah kawin dengan pejantan. Ketika memasuki musim kawin, buaya betina sendiri akan menjadi sangat aktif. Umumnya masa ini berlangsung pada musim panas atau antara bulan Juli sampai bulan Agustus.

Dan sebelum proses perkawinan, buaya jantan akan memasuki wilayah teritorial betina kemudian menguasainya. Namun ini tidak terjadi begitu saja, sebab buaya betina dikenal sangat selektif dalam memilih pejantannya. Indukan tertentu bahkan punya sifat cemburu yang tinggi. Jadi mereka tidak akan mengizinkan betina lain memasuki teritorialnya selama masa ini.

Saat proses kawin, buaya jantan akan membuahi sel telur betina. Dimana kopulasi tersebut dilakukan di dalam air dengan beberapa periode. Sebelum bertelur, sang betina nantinya akan mempersiapkan tempat untuk bersarang dengan mengumpulkan daun serta ranting ranting. Letak sarang tersebut biasanya tidak jauh dari tepi sungai.

Sarangnya bisa dibuat mencapai kedalaman hingga 20 kaki. Alasan buaya membuat sarang dengan kedalaman tersebut adalah karena umumnya jumlah telur yang dikeluarkan cukup banyak. Buaya dapat menghasilkan 100 telur dalam sekali bertelur, namun tergantung pada jenisnya. Akan tetapi, biasanya tidak semua telur bisa bertahan hidup sampai sukses menetas.

2. Bayi Buaya

Setelah bertelur, telur telur ini akan dikubur di dalam sarang untuk melindunginya dari predator. Biasanya telur buaya akan menetas dalam kurun waktu sekitar 90 hari sampai 110 hari. Saat bayi buaya dalam telur sudah siap menetas, ia akan memanggil induknya. Sang induk pun akan menggali sarang dan membantu anaknya untuk memecahkan cangkang telur.

Apabila telur sudah menetas sepenuhnya dan menjadi bayi buaya, indukan akan membawa anaknya menuju ke air dengan cara dimasukkan ke dalam mulut. Sesampainya di dalam air, induk buaya akan tetap menjaga anak anaknya sampai mereka cukup dewasa untuk bertahan hidup sendiri.

3. Buaya Dewasa

Bayi buaya yang mendapat makanan dengan baik akan tumbuh menjadi buaya dewasa. Buaya sendiri dapat makan apa saja yang ditemukannya. Mereka suka makan ular, tikus, mamalia kecil, ikan, dan burung. Namun jika yang ditemukan hanya udang, kerang, kepiting, bahkan bangkai sekalipun, mereka tidak keberatan untuk memakannya.

Buaya dikatakan dewasa ketika telah memasuki usia 5 tahun sampai ratusan tahun. Dan mereka dapat kawin dan bertelur pada usia 7 tahun, kemudian mengulangi siklus hidupnya. Termasuk mempunyai umur yang panjang, sekitar 70% buaya ternyata memilih untuk berkembangbiak dengan pasangan yang sama setiap musim kawinnya.

Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar