Tahapan Siklus Daur Hidup Kalajengking dan Penjelasannya

Apa itu Kalajengking

Kalajengking adalah salah satu hewan yang termasuk dalam filum arthropoda. Arthropoda adalah hewan yang memiliki ciri dengan kaki yang beruas-ruas, berbuku, atau bersegmen. Hewan ini terdiri dari exoskeleton, kemudian dengan tubuh yang bersegmen dan terdapat sendi sebagai bagian yang melengkapi tubuh.

Hewan kalajengking ini memiliki ciri khas yang sangat menonjol yaitu memiliki sengat yang terdapat pada ujung ekor, sengat tersebut digunakan kalajengking untuk melakukan pertahanan diri dan digunakan sebagai alat untuk melumpuhkan mangsanya. Hewan ini termasuk salah satu hewan yang paling ditakuti di dunia, karena hewan ini memiliki racun pada ekornya yang sangat mematikan.

Taksonomi Kalajengking

  • Kerajaan  : Animalia
  • Filum  : Arthropoda
  • Subfilum  : Chelicerata
  • Sub kelas  : Dromopoda
  • Ordo  : Kalajengking
  • Famili  : Euscorpiidae
  • Subfamili  : Euscorpiinae
  • Genus  : Euscorpius

Siklus hidup kalajengking sangat berbeda dari kebanyakan arakhnida. Kalajengking ini adalah salah satu hewan yang termasuk dalam kelas Arachnida. Hewan ini bukan termasuk kelas serangga atau makhluk biasa, tetapi termasuk hewan dalam kelompok invertebrata yang berkaki delapan seperti laba-laba, caplak, dan tungau.

Yang membuat hewan berbahaya seperti kalajengking ini masuk kedalam kelompok Arachnida adalah karena ekornya. Ekor pada kalajengking adalah sebuah alat sengat yang bisa disebut dengan ‘telson’, didalam telson tersebut mengandung racun kuat yang dapat membunuh mangsanya hingga manusia dewasa.

Hewan ini dapat ditemukan di belahan di seluruh dunia, terutama pada daerah kering dan gersang kecuali di Antartika. Sistem reproduksi kalajengking ini pada umumnya adalah secara  ovovivipar. Maksud dari hewan ovovivipar adalah gabungan antara reproduksi ovipar (bertelur) dan vivipar.

Siklus Hidup Kalajengking

Kalajengking mempunyai perkawinan yang kompleks, dimana pada kalajengking jantan akan menggunakan pedipalpi (sepasang kaki tambahan) untuk mencengkram pedipalpi betina. Kemudian jantan memimpin betina untuk melakukan perkawinan. Setiap jenis kalajengking dengan kalajengking lainnya memiliki perkawinan yang berbeda. Salah satunya yaitu, dengan memperlihatkan alat penyengat jantan pada betina.

Setelah itu, sperma dari jantan akan diletakkan pada permukaan yang kemudian akan diambil oleh kalajengking betina. Selanjutnya kalajengking betina akan menarik sperma ke dalam lubang kelamin dan meletakkannya pada ventral abdomen. Umumnya kalajengking betina mempunyai masa hamil dengan waktu beberapa bulan bahkan sampai dengan satu tahun.

Masa kehamilan pada kalajengking tersebut dapat bervariasi tergantung dari jenis spesies kalajengking. Anak-anak yang sudah dilahirkan betina akan naik ke punggung induk, hal ini dilakukan untuk perlindungan serta mengatur tingkat kelembapan agar anak dapat bertahan hidup.

Pada beberapa spesies, induk kalajengking akan merawat anaknya dengan waktu yang sangat lama. Kalajengking pada sekali melahirkan umumnya memiliki jumlah rata-rata sekitar 8 ekor. Jumlah anakan ini tergantung pada faktor lingkungan dan spesiesnya.

Setelah fase tersebut, kemudian akan berubah menjadi kalajengking muda. Dan melakukan pergantian kulit sampai dengan 5 hingga 7 kali, hal ini tergantung pada masing-masing spesies untuk mencapai kematangan. Selain hal itu, kalajengking harus bergerak terus menerus, karena jika kalajengking tidak bergerak akan kesulitan berjalan.

Sekali kalajengking sudah turun dan mampu bergerak bebas, dan sudah melakukan molting atau pergantian kulit secara rutin sampai dengan 5-6 kali maka kalajengking akan beralih pada fase dewasa. Biasanya untuk mencapai dewasa, kalajengking bisa hidup sampai dengan 3-5 tahun. Tetapi, pada beberapa spesies kalajengking bisa hidup sampai dengan 25 tahun.

Temukan lebih banyak konten menarik lain di Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar