Tahapan Siklus Daur Hidup Porifera dan Penjelasannya

Apa itu Porifera

Porifera adalah salah satu kelompok yang masuk dalam kelas invertebrate. Mereka tidak memiliki tulang belakang dan dipenuhi dengan pori pori. Pori pori ini terhubung dengan saluran kecil yang mengarah ke rongga yang ada di dalam dining. Porifera juga memiliki karakter lain yaitu memiliki rambut getar. Bagian ini masih berhubungan dengan fungsi pori, yaitu sebagai tempat keluar masuknya makanan.

Porifera juga termasuk dalam hewan metazoa sehingga mempunyai sel yang banyak namun sederhana atau primitif. Kondisi semacam itu terjadi karena sel bekerja masing masing dan belum saling terorganisir. Hewan ini termasuk jenis multiseluler yang belum mempunyai jaringan maupun sistem organ. Gerak mereka cukup sedikit dan sifatnya menetap pada substrat.

Ukuran tubuhnya sangat bervariasi, bisa hanya sebesar kacang polong, namun ada juga yang bisa mencapai diameter 1 meter. Bentuk spons nya juga bervariasi, ada yang beraturan dan ada juga yang simetri radial. Polanya pun bermacam macam, ada yang massif, tegak, atau enscrusting. Bahkan anda bisa menemukan yang tumbuh secara bercabang.

Siklus Hidup Porifera

1. Siklus Hidup Seksual

Porifera melakukan proses siklus hidup melalui dua cara yaitu secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi jika ada persatuan antara sel telur dan spermatozoa yang kemudian bergabung dan menghasilkan zigot. Tahapan ini menjadi awalan sebelum akhirnya zigot mengalami perkembangan. Zigot yang berhasil terbentuk akan berubah menjadi larva berflagela.

Larva tersebut akan berenang dan keluar melalui lubang yang dikenal dengan nama osculum. Selanjutnya, mereka akan mencari tempat untuk menempel dan berkembang. Larva akan berubah menjadi tumbuhan porifera yang baru. Tumbuhan tersebut akan kembali mengulangi siklus reproduksi melalui pertemuan antara dua gamet, yaitu gamet betina dan jantan.

2. Siklus Hidup Aseksual

Siklus hidup porifera yang kedua adalah secara aseksual. Perbedaan utama antara seksual dan aseksual adalah ada atau tidaknya tahapan pertemuan antara gamet jantan dan betina. Jika secara aseksual, maka tidak ada yang namanya pembuahan. Porifera akan membentuk budding atau tunas yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman baru.

Tunas tanda akan lepas atau memisahkan diri dari induknya. Namun ada juga porifera yang menempel pada induknya sehingga menambah jumlah kelompok porifera di satu tempat yang sama. Namun ujung ujungnya, mereka akan tumbuh menjadi porifera baru. Sistem ini sejatinya lebih sering terjadi, namun kembali lagi tergantung kondisi lingkungan.

Morfologi Porifera

Porifera memiliki lapisan paling luar yang dikenal dengan nama epidermis. Disana terdapat selapis sel yang membentuk celah. Celah inilah yang dikenal dengan nama ostimum. Sel yang menggerakkan bagian ostium adalah porosit. Sedangkan untuk bagian lapisan dalam, porifera memiliki struktur sel yang berbentuk leher bernama koanosit. Sel ini memiliki inti, vakuola, dan flagela yang berhubungan langsung dengan alat pencernaan.

Diantara bagian luar dan dalam, terdapat lapisan tengah yang bernama mesenkim. Ada tiga model sel mesenkim, yaitu model scleroblast, arkeosit, dan amubosit. Pemilihan nama amubosit muncul karena sel memiliki bentuk dan sifat yang menyerupai amoeba. Sedangkan sel skleroblas mempunyai rangka yang dinamakan spikula. Mereka terbuat dari bahan berupa mineral kalsium dan silica.

Sedangkan untuk bagian arkeosit, struktur ini memiliki fungsi penting dalam reproduksi sel secara seksual. Struktur ini tebruat dari organic spongin. Karakter porifera yang unik membuat mereka mudah untuk dikenali. Ciri ciri lain dari sel porifera adalah dapat bergerak dan berubah menjadi sel yang lain. Karakter tersebut cukup menarik dan tidak dimiliki oleh semua sel organisme.

Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar