Tahapan Siklus Daur Hidup Tumbuhan Lumut dan Penjelasannya

Kenali Tumbuhan Lumut Lebih Dalam

Lumut merupakan tumbuhan peralihan dari tumbuhan air ke darat. Oleh sebab itu, tumbuhan ini belum mempunyai pembuluh sejati. Tumbuhan ini juga menjadi asal mula dari tumbuhan vaskuler. Tumbuhan vaskuler memiliki tanggung jawab dalam mendistribusikan air serta nutrisi agar dapat berkembang dan tumbuh dengan baik.

Tumbuhan lumut memiliki 23.000 jenis yang tersebar di dunia ada 1.500 jenis di Indonesia. Tumbuhan ini tumbuh di tempat yang basa, termasuk tanah lembab, arus air, dan rasa. Tumbuhan ini mengalami pergiliran dimana salah satu tanamannya menanam lebih dari satu jenis tanaman yang berbeda pada waktu yang tidak sama.

Lumut juga dikenal dengan tumbuhan pelopor atau perintis dimana tumbuhan ini mampu hidup di suatu tempat sebelum tumbuhan lain tumbuh. Selain itu, ia juga masih bisa tetap hidup meskipun terkena material erupsi karena ia mampu memulihkan kesuburan tanah lebih cepat. Meskipun berukuran kecil, ia bisa membentuk koloni yang mampu menjangkau area luas.

Habitat lumut memang berada di daratan. Namun, perlu diketahui bahwa tanaman ini menyukai tempat basah atau lembab, seperti batu, tembok, dan kulit pohon. Hal ini karena tempat tersebut mampu membantunya dalam bereproduksi. Dengan adanya air, lumut dapat tumbuh dengan luas menutupi permukaan.

Taksonomi Tumbuhan Lumut

  • Kerajaan       : Plantae
  • Divisi            : Bryophyta
  • Kelas             : Bryopsida
  • Ordo             : Bryopsidales
  • Famili           : Bryaceae
  • Genus           : Bryopsida
  • Spesies         : Bryopsida sp

Siklus Daur Hidup Lumut

1. Spora

Tahap awal pertumbuhan lumut diawali dengan fase sporofit. Spora lumut merupakan unit reproduksi seksual dan aseksual. Spora ini jatuh ke tempat lembab dan tumbuh menjadi protonema. Hal ini karena lumut termasuk tumbuhan peralihan dimana mengalami pergiliran keturunan antara struktur sporofit serta struktur gametofit.

2. Sel gamet

Tahap selanjutnya yaitu fase gametofit yang lebih dominan daripada fase sporofit. Fase ini berguna untuk menghasilkan sel gamet atau sel kelamin yang melangsukan reproduksi seksual. Pada fase ini, tumbuhan lumut menyebarkan spora yang dihasilkan oleh sporangium lalu dibawa sporofit.

3. Tumbuhan lumut

Setelah mengalami penyerbukan, ukuran lumut semakin tinggi dan memiliki struktur yang lengkap yaitu memiliki akar, batang dan daun sehingga sering disebut dengan kelompok peralihan dari tanaman Thallophyta ke Cormophyta. Di tahap ini, ia juga telah mampu menyebarkan spora.

4. Alat kelamin

Seperti yang telah dijelaskan bahwa lumut yang dewasa telah siap untuk menyebarkan spora. Hal ini karena ia telah memiliki alat kelamin untuk bereproduksi. Lumut dewasa memiliki alat kelamin jantan (anteridium) serta alat kelamin betina (arkegonium) yang dibentuk dari struktur gametofit.

5. Zigot

Saat sel telur telah matang, bagian lehernya terbuka dan membentuk sebuah jalur yang mendukung proses fertilisasi. Sinyal kimiawi yang diberikan oleh sel telur mampu melepaskan sel sperma. Sel sperma ini akan masuk ke jalur menuju sel telur. Jika sel sperma telah bertemu dengan sel telur, maka proses fertilisasi atau pembuahan terjadi dan menghasilkan sel zigot.

6. Sporogonium

Sel zigot tersebut akan berkembang menjadi embrio yang akan berdiferensiasi menjadi bagian seta, kaki, dan sporangium. Bagian kaki ini akan mengalami penetrasi atau masuk ke batang gametofit tempat adanya transpor air melalui sel serta perpindahan nutrisi dari gametofit ke sporofit. Sedangkan bagian seta akan mengalami pemanjangan dengan cepat yang dapat membentuk sporangium.

Sporangium atau kotak spora akan memproduksi sekaligus menyimpan spora yang dimana juga termasuk dengan sporogonium.Sporogonium merupakan embrio yang tumbuh menjadi suatu badan yang kecil dan berfungsi untuk menghasilkan spora. Jika pada tumbuhan paku, sporangium lah yang dilindungi oleh indusium.

Temukan lebih banyak konten menarik lain di Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar