Tahapan Siklus Daur Hidup Angiospermae dan Penjelasannya

Apa Itu Angiospermae ?

Angiospermae merupakan tumbuhan berbunga yang sangat mudah ditemukan di sekitar. Bahkan terdapat lebih dari 64 ordo, 416 famili, 13.000 genus, dan 300.000 spesies yang bisa ditemukan di muka bumi. Dimana kebanyakan adalah tumbuhan yang tergolong sebagai spermatophyta, yakni kelompok tumbuhan yang mempunyai biji.

Nama angiospermae sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu angios yang berarti wadah atau tertutup dan sperma yang berarti biji. Dengan kata lain, angiospermae memang diartikan sebagai tumbuhan yang mempunyai biji tertutup. Adapun ciri ciri dari angiospermae yaitu mempunyai akar tunggang dan serabut.

Contohnya pohon mangga yang berakar tunggang dan anggrek yang berakar serabut. Selain itu, tanaman ini mempunyai struktur tubuh yang lengkap. Mulai dari akar, batang, daun, dan bunga. Namun ukuran batangnya bervariasi, ada yang berukuran sangat kecil seperti wolfia dan ada pula yang berukuran sangat besar layaknya pohon gom.

Taksonomi Angiospermae

Taksonomi angiospermae sampai saat ini masih belum diketahui secara lengkap. Namun sistem klasifikasi terbaru yang dikenal sebagai sistem klasifikasi botani Angiosperm Phylogeny Group IV (APG IV), menganggap bahwa angiospermae merupakan kelompok pada tingkat divisi yang disebut anthophyta. Tingkat divisi ini sebanding dengan tingkat filum dalam sistem klasifikasi hewan.

Angiospermae sendiri terdiri atas dua kelas, yaitu kelas monocotyledonae dan dicotyledonae. Beberapa contoh famili yang masuk ke dalam kelas monokotil antara lain liliaceae, araceae, musaceae, dan orchidaceae. Sementara famili yang masuk ke dalam kelas dikotil contohnya yaitu mimosaceae, malvaceae, dan rutaceae.

Siklus Hidup Angiospermae

1. Fase Gametofit

Gametofit dimulai saat penyerbukan, yaitu ketika serbuk sari menempel pada kepala putik kemudian membentuk buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini mempunyai 3 inti sel, yakni inti vegetatif, inti generatif I, dan inti generatif II, yang semuanya bersifat haploid. Sedangkan pangkal putik menyimpan ovarium atau bakal buah.

Dimana dalam bakal buah tersebut terdapat bakal biji yang mengandung 1 sel telur, 2 sel sinergid, 2 inti kandung lembaga sekunder, dan juga 3 sel antipoda. Inti generatif sel I yang bersifat haploid di sini berfungsi dengan inti sel telur, kemudian menghasilkan bentuk zigot diploid.

Kemudian inti generatif II berfungsi dengan inti kandung lembaga sekunder, membentuk endosperm yang triploid. Setelah pembuahan, zigot akan tumbuh menjadi embrio yang tertanam di dalam biji. Sedangkan endosperm berfungsi sebagai cadangan makanan bagi perkembangan embrio.

2. Fase Sporofit

Jika biji kemudian jatuh di tempat yang mendukung, biji ini nantinya dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru yang mempunyai akar, batang, daun, sampai bunga. Tumbuhan angiospermae dewasa ini bersifat diploid, dikenal dengan generasi sporofit atau penghasil spora. Dalam siklus hidup tumbuhan angiospermae, fase sporofit ini lebih dominan bila dibandingkan fase gametofit.

Bisa dibilang bahwa fase sporofit merupakan fase utama dari perkembangan hidup tumbuhan angiospermae. Dimana fase tersebut berlangsung tanpa melalui peleburan gamet jantan dan betina. Adapun sifat reproduksinya yaitu menghasilkan keturunan yang identik atau sama persis dengan induknya.

Perkembangbiakan pada fase sporofit dibagi menjadi dua, yakni vegetatif alami dan vegetatif buatan. Vegetatif alami bisa berupa tunas, rhizoma, geragih, umbi akar, umbi batang, dan umbi lapis. Sementara vegetatif buatan dilakukan dengan bantuan manusia, seperti cangkok, merunduk, mengenten, stek, serta okulasi.

Adapun contoh tumbuhan angiospermae yang dapat diberikan vegetatif buatan antara lain mangga (cangkok), bunga alamanda (merunduk), jeruk (mengenten), cocor bebek (stek), dan bougenville (okulasi). Untuk pohon mangga sendiri tidak hanya dapat dicangkok, namun anda dapat mengembangbiakannya menggunakan vegetatif buatan lain seperti mengenten.

Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar