Kehadiran Kecoak di dalam rumah memang sudah menjadi hal yang lumrah. Tapi tentunya wajib diketahui kalau kecoa pun bisa jadi sumber penyakit. Hal ini karena kecoa suka lingkungan yang kotor, belum lagi perkembangannya sangat cepat dan singkat. Daur hidup kecoa pun bisa dikatakan singkat, sehingga penyebarannya pun begitu pesat. Lantas seperti apa perkembangannya?
Perkembangan kecoa yang singkat
Kecoak bisa dikatakan sebagai serangga menjijikkan yang juga memiliki daya tahan yang begitu kuat. Bahkan daur hidupnya sangat singkat, membuat jumlah dan perkembangan dari serangga ini bisa berlangsung begitu cepat. Hal ini pun tak terlepas dari fakta bahwa kecoak merupakan serangga aseksual atau mampu bertelur dan berkembang biak tanpa pembuahan betinanya.
Alhasil, tak butuh waktu lama untuk kecoa hadir di rumah dan berkembang pesat. Selain dari fakta akan sifat aseksualnya, kecoa juga tahan banting. Disebutkan kalau serangga yang banyak ditakuti ini bisa bertahan di kondisi lingkungan ekstrim. Alhasil, tingkat keberhasilan hidupnya cukup tinggi. Populasinya pun jadi lebih sulit untuk dikendalikan.
Kecoak yang sering ditemukan sebenarnya masuk dalam jenis Blatella germanica atau Periplaneta americana. Binatang ini pun bisa ditemukan di banyak area kotor, lembab, dan gelap. Sebut saja seperti tempat sampah, selokan, kamar mandi, hingga kandang binatang. Karenanya, daur hidup kecoa pun bisa jadi pelajaran untuk menghindari penyebaran penyakit.
Daur hidup yang begitu cepat
1. Perkawinan Dan Reproduksi
Seperti halnya binatang pada umumnya, proses daur hidup dimulai dari perkawinan, pembuahan, dan reproduksi. Meski kecoa adalah serangga aseksual, namun betina masih dibutuhkan untuk mengandung telurnya. Proses perkawinan antara kecoa betina dan jantan pun masih berlaku, meskipun serangga ini adalah jenis aseksual.
Aseksual sendiri dalam pola kembang biak kecoa bisa dikatakan lebih ke arah pembuahan atau bertelur tanpa perlunya jenis kelamin jantan. Dengan kata lain, kecoa betina masih akan menghasilkan telur jika tidak menemukan pasangan jantan dalam waktu beberapa hari. Telur yang tidak dibuahi itu pun masih mampu menjadi nimfa dan kecoa dewasa.
2. Telur
Salah satu hal yang membuat perkembangan si kecoa ini mudah dan cepat adalah masa telur menetas yang cenderung singkat. Setelah proses perkawinan, kecoa membutuhkan setidaknya tiga hingga tujuh hari untuk bertelur. Sedangkan fase telur akan memakan waktu sekitar 24 hingga 38 hari saja. Telur ini pun bisa dibawa oleh si betina ke berbagai lokasi.
3. Nimfa
Dari proses telur, maka masuk fase nimfa. Fase yang satu ini memiliki beberapa tahapan sendiri, yakni pergantian kulit yang terjadi beberapa kali. Perubahan kulit ini pun membuat kecoa memiliki kulit cangkang yang lebih keras dan membesar. Prosesnya ini pun mencapai sebanyak sedalam kali, yang aman memakan waktu setidaknya sembilan bulan untuk menjadi kecoa dewasa.
4. Kecoa Dewasa
Kecoa dewasa adalah tahapan terakhir yang ditandai dengan masuknya serangga pada masa produksi. Pada fase daur hidup kecoak yang satu ini, sering kali kecoa memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki sayap untuk terbang. Lingkungan yang lembab dan asupan makanan pun jadi faktor pendukung perkembangannya. Daya hidup kecoa pun mencapai satu tahun.
Jika melihat begitu pesatnya proses perkembangan dan daur hidup yang dimiliki oleh kecoa, tak heran jika serangga menjijikkan ini jadi sumber penyakit. Apalagi jika lingkungannya mendukung kondisi perkembangan si kecoak, jumlah serangga menjijikkan ini pun akan bertambah pesat. Karena itulah, pastikan untuk membersihkan area sekitar untuk menghindari perkembangan kecoa.
Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos: