Tahapan Siklus Daur Hidup Ascaris Lumbricoides dan Penjelasannya

Apa Itu Ascaris Lumbricoides ?

Ascaris lumbricoides merupakan nematoda usus atau cacing perut yang dapat hidup serta berkembang biak di dalam usus manusia. Sehingga cacing ini bisa menimbulkan gangguan kesehatan yang nantinya menyebabkan komplikasi. Cara penularannya yaitu melalui tanah, karena mereka membutuhkan tanah untuk berkembangbiak sekaligus sebagai perantara.

Telur ascaris lumbricoides atau yang biasa disebut pula sebagai cacing gelang tersebut bisa ditemukan di tanah yang telah terkontaminasi tinja manusia. Adapun ciri ciri telur ascaris lumbricoides antara lain berbentuk oval, panjang sekitar 45 sampai 75 μm dan lebar kurang lebih 35 hingga 50 μm, telur berisikan embrio dengan warna kuning kecoklatan, dan memiliki dinding 3 lapis.

Dinding 3 lapis tersebut terdiri atas lapisan luar yang tebal dan berkelok kelok yang disebut lapisan albumin, lalu lapisan kedua dan ketiga relatif halus yang disebut sebagai lapisan hialin dan lapisan vitelin. Ketika seseorang melakukan kontak dengan tanah yang telah terkontaminasi dan berisikan telur cacing ini, maka orang tersebut dapat terserang penyakit ascariasis.

Taksonomi Ascaris Lumbricoides

  • Kingdom       : Animalia
  • Filum            : Nematoda
  • Kelas             : Secernentea
  • Ordo             : Ascaridida
  • Famili           : Ascarididae
  • Genus           : Ascaris
  • Spesies                     : Ascaris lumbricoides

Siklus Kehidupan Ascaris Lumbricoides

1. Telur

Cacing ascaris lumbricoides akan melakukan perkawinan dan cacing betina menghasilkan telur. Dimana cacing betina mempunyai ovarium yang luas, sehingga mampu mengandung sampai 27 juta telur pada satu waktu atau 200.000 telur yang dikeluarkan setiap harinya. Apabila cacing betina ini belum mengalami inseminasi, biasanya akan mengeluarkan telur yang belum dibuahi.

Dan telur yang belum dibuahi tersebut mempunyai bentuk yang jauh lebih panjang dan ramping bila dibandingkan dengan telur yang sudah dibuahi, yakni dengan panjang sekitar 88 sampai 94 μm dan lebar 44 μm. Lalu pada telur yang belum dibuahi tersebut hanya dapat terlihat lapisan proteinase.

2. Larva

Embrio membutuhkan waktu sekitar 9 sampai 13 hari untuk menjadi telur yang matang. Embrio ini resisten terhadap kekeringan, zat kimia yang kuat, dan suhu rendah. Namun bisa mati dalam waktu singkat apabila terpapar oleh suhu tinggi dan sinar matahari. Dimana telur yang matang akan ikut keluar bersama dengan tinja. Jika mengontaminasi manusia, telur akan menetas menjadi larva di dalam tubuh inang.

3. Cacing Dewasa

Larva yang sudah menetas akan menembus mukosa dan submukosa, kemudian memasuki limfe. Cacing kemudian memasuki sirkulasi paru sampai menembus kapiler menuju daerah daerah yang mengandung udara di dalam tubuh. Dalam waktu 10 hari di paru, cacing bahkan bisa tumbuh sampai memiliki panjang 1,4 hingga 1,8 mm.

Selanjutnya cacing naik ke faring dan tertelan, kemudian masuk ke usus halus apabila mereka tahan terhadap asam lambung. Dalam 60 hingga 65 hari setelah tertelan, cacing pun menjadi dewasa dan matang di sana. Cacing dewasa dengan panjang sekitar 20 cm hingga 40 cm ini akan bisa hidup selama bertahun tahun di dalam usus halus manusia, serta mulai bertelur di sana mengulangi siklus hidupnya.

Manusia sendiri dapat terkena infeksi dari ascaris lumbricoides apabila melakukan kontak dengan tanah yang mengandung cacing tersebut. Misalnya setelah menyentuh tanah kemudian menyentuh mulut dengan tangan yang belum dicuci. Atau ketika mengonsumsi bahan makanan yang tempat tumbuhnya pada tanah yang telah terkontaminasi.

Selain itu, terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang tertular ascaris lumbricoides. Yaitu tinggal di tempat beriklim yang hangat, menderita gangguan makan pica yang suka memakan pasir atau tanah, bekerja di lingkungan yang memanfaatkan feses manusia sebagai pupuk, dan berusia 10 tahun ke bawah (terutama jika tidak disiplin mencuci tangan).

Temukan lebih banyak konten menarik lain di Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar