Tahapan Siklus Daur Hidup Komodo dan Penjelasannya

Apa itu Komodo

Komodo merupakan hewan asli Indonesia yang sampai saat ini masih dilindungi. Kadal besar ini merupakan hewan karnivora pemakan daging. Sayangnya populasi komodo semakin tahun terus menurun, oleh karena itu hewan ini termasuk ke dalam hewan langka. Perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global menjadi salah satu penyebab habitat komodo menyusut.

Faktor yang menyebabkan terancamnya komodo juga disebabkan oleh manusia sendiri. Selain itu ternyata biawak satu ini termasuk hewan karnivora yang bisa menjadi kanibal dengan memakan komodo lainnya yang masih muda. Di pulau asalnya, komodo juga disebut dengan nama ora oleh para penduduk asli setempat.

Makanan komodo adalah hewan seperti rusa, kuda, kerbau ikan serta babi. Bahkan komodo dapat mengejar rusa dengan jangka waktu yang sangat cepat. Biawak terbesar di dunia ini memiliki kelenjar racun yang terdapat di bawah rahang atau moncongnya. Racun ini bisa sangat berbahaya bagi manusia, gigitan komodo dapat menyebabkan penurunan tekanan darah serta pembekuan darah.

Taksonomi Komodo

  • Kingdom : Animalia
  • Phylum : Chordata
  • Sub-Phylum : Craniata
  • Class : Reptilia
  • Sub-Class : Lepidosauria
  • Ordo : Squamata
  • Sub-Ordo : Lepidosauria
  • Infra Ordo : Varamonorpha
  • Family : Varanidae
  • Genus : Varanus
  • Spesies : Varanus komodoensis

Komodo atau dapat juga disebut dengan biawak komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies kadal terbesar di dunia. Komodo termasuk ke dalam anggota famili biawak Varanidae dan klan Toxicofera. Komodo memiliki rata-rata panjang 2-3 m. Komodo dewasa biasanya memiliki berat badan sekitar 70 kg, tetapi di penangkaran komodo dapat memiliki bobot yang jauh lebih berat.

Daur Hidup Komodo

1. Telur

Siklus hidup biawak besar satu ini dimulai dari telur. Pada setiap fase, komodo memiliki karakter yang berbeda-beda, termasuk tingkah laku, morfologi, hingga jenis makanannya. Telur komodo dihasilkan oleh komodo betina yang telah kawin. Komodo betina biasanya meletakkan telurnya dalam sarang pada bulan Agustus atau September kemudian akan menetas pada bulan Februari hingga April.

Dalam sekali bertelur, komodo betina ini dapat menghasilkan 24 butir telur sekaligus, dengan rekor telur paling banyak 38 butir telur. Akan tetapi tidak semua telur dari jumlah yang menetas dapat bertahan hidup hingga dewasa. Hanya sekitar 15% dari jumlah yang dapat bertahan hidup hingga menjadi komodo dewasa.

2. Anak Komodo

Saat baru menetas, anak komodo cenderung memiliki warna kulit yang relatif cerah dengan kombinasi hitam bercampur dengan aksen orange atau jingga. Panjang tubuh tetasan dari telur komodo ini rata-rata sekitar 40 cm dengan berat 100 gram. Komodo yang baru saja menetas dari telur biasanya akan memanjat pohon di dekat mereka demi menghindari pemangsa, termasuk komodo yang lebih besar.

Anak komodo dakan hidup di pohon sampai usia mereka mencapai satu tahun. Komodo kecil ini akan bertahan hidup dengan memakan serangga, telur burung atau kadal kecil. Komodo akan mulai turun dengan menjelajah permukaan tanah dan mulai mencari mangsa yang lebih besar seperti ular atau mamalia kecil lainnya. Meski begitu terkadang anak komodo atau komodo mudah ini memanjat pohon untuk menghindari pemangsa.

3. Komodo Dewasa

Ketika telah mencapai berat badan 20 kg, komodo mulai hidup di tanah sepenuhnya dan menggunakan strategi untuk berburu mangsa. Komodo jantan dewasa dengan kondisi siap kawin biasanya akan tinggal di daerah lembah tanpa berinteraksi satu sama lain. Mereka hanya akan berburu mangsa atau berkelahi dengan pejantan lain untuk memperebutkan betina.

Temukan lebih banyak konten menarik lain diĀ Tanjung Pinang Pos:

Tinggalkan komentar